SEJARAH Dan PENGERTIAN
Taekwondo (juga dieja Tae Kwon Do, Taekwon-Do)
adalah olah raga bela diri Korea yang paling populer dan juga merupakan olah raga
nasional Korea. Ini adalah seni bela diri yang paling banyak dimainkan di dunia
dan juga dipertandingkan di Olimpiade.
Dalam bahasa
Korea, hanja untuk Tae berarti "menendang atau
menghancurkan dengan kaki"; Kwon berarti "tinju"; dan Do berarti "jalan" atau "seni".
Jadi, Taekwondo dapat diterjemahkan dengan bebas sebagai "seni
tangan dan kaki" atau "jalan" atau "cara kaki dan
kepalan". Popularitas taekwondo telah menyebabkan seni ini berkembang
dalam berbagai bentuk. Seperti banyak seni bela diri lainnya, taekwondo adalah
gabungan dari teknik perkelahian, bela diri, olah raga, olah tubuh, hiburan,
dan filsafat.
Meskipun ada banyak perbedaan doktriner dan teknik di antara berbagai
organisasi taekwondo, seni ini pada umumnya menekankan tendangan yang dilakukan
dari suatu sikap bergerak, dengan menggunakan daya jangkau dan kekuatan kaki
yang lebih besar untuk melumpuhlan lawan dari kejauhan. Dalam suatu
pertandingan, tendangan berputar, 45 derajat, depan, kapak dan samping adalah yang
paling banyak dipergunakan; tendangan yang dilakukan mencakup tendangan
melompat, berputar, skip dan menjatuhkan, seringkali dalam bentuk
kombinasi beberapa tendangan. Latihan taekwondo juga mencakup suatu sistem yang
menyeluruh dari pukulan dan pertahanan dengan tangan, tetapi pada umumnya tidak
menekankan grappling (pergulatan).
Pada sekitar tahun 70-an, Taekwondo di korea teah pech
menjadi 2 (dua) aliran, yaitu:
- INTERNATIONAL TAEKWONDO FEDERATION
(ITF) yang ada pada waktu dipimpin oleh Jenderal Chong Hi, yang kemudian
bermarkas di Toronto Kanada.
- WORLD TAEKWONDO FEDERATION (WTF) yang
pada waktu itu dipimpin oleh Dr. Un Yong Kim, yang bermarkas di Kukkiwon,
Seoul, Korea Selatan.
Mengenai terpecahnya Taekwondo di Korea tersebut tidak
jelas penyebab utamanya, tetapi konon penyebabnya antara lain perbedaan aliran
tersebut.
Karena itu, pada sekitar tahun 1972-an, Taekwondo
mulai masuk dan berkembang di Indonesia dengan 2 (dua) aliran.
1. Aliran ITF dengan nama PTI (Persatuan Taekwondo Indonesia) dipimpin oleh
Letjen Leo Lopulisa.
2. Aliran WTF dengan nama FTI (Federasi Taekwondo Indonesia) yang dipimpin
oleh Marsekal Muda Sugiri.
Selanjutnya pada siding Paripurna XI KONI Pusat tahun
1980 cabang Olahraga Taekwondo telah diterima sebagai anggota KONI dengan
syarat hanya ada satu wadah Taekwondo di Indonesia. Maka atas keputusan bersama
dam melihat prospek perkembangan dunia olahraga di tingkat nasional dan
internasional, maka MUNAS Taekwondo tanggal 28 Maret 1981 berhasil menyatukan
kedua organisasi Taekwondo tersebut menjadi organisasi baru yang disebut
Taekwondo Indonesia yang berafiliasi ke WTF.
Organisasi ini dipimpin oleh Letjen Leo Lupolisa
sebagai ketua umumnya. Dimana komposisi pengurusnya diambil dari kedua
organisasi itu (PTI dan FTI). Sedangkan struktur organisasi di tingkat nasional
disebut PBTI (Pengurus Besar Taekwondo Indonesia) yang berpusat di Jakarta.
MUNAS TI yang pertama tanggal 17-18 September 1984
menetapkan Letjen Sarwo Edhie Wibowo sebagai ketua umum PBTI periode 1984-1988.
Maka pada era inilah Taekwondo mulai bersatu dan kuat.
Tiga Materi Dalam Berlatih
- Poomse atau rangkaian jurus adalah
rangkaian teknik gerakan dasar serangan dan pertahanan diri, yang
dilakukan melawan lawan yang imajiner, dengan mengikuti diagram tertentu.
Setiap diagram rangkaian gerakan poomse didasari oleh filosofi timur yang
menggambarkan semangat dan cara pandang bangsa Korea.
- Kyukpa atau teknik pemecahan benda
keras adalah latihan teknik dengan memakai sasaran/obyek benda mati, untuk
mengukur kemampuan dan ketepatan tekniknya. Obyek sasaran yang biasanya
dipakai antara lain papan kayu, batu bata, genting, dan lain-lain. Teknik
tersebut dilakukan dengan tendangan, pukulan, sabetan, bahkan tusukan jari
tangan.
- Kyoruki atau pertarungan adalah
latihan yang mengaplikasikan teknik gerakan dasar atau poomse, dimana dua
orang yang bertarung saling mempraktekkan teknik serangan dan teknik
pertahanan diri.
Filosofi Sabuk pada Tae Kwon Do
- Putih melambangkan
kesucian,awal/dasar dari semua warna,permulaan.(mempelajari jurus dasar
(taeguk) 1)
- Kuning melambangkan bumi,disinilah
mulai ditanamkan dasar-dasar TKD dengan kuat.?(mempelajari jurus dasar
(taeguk) 2 dan 3).Sebelum naik sabuk hijau biasanya naik ke sabuk kuning
strip hijau terlebih dulu.
- Hijau melambangkan hijaunya
pepohonan,pada saat inilah dasar TKD mulai ditumbuhkembangkan.(mempelajari
taeguk 4 dan 5).Sebelum naik ke sabuk biru biasanya naik ke sabuk hijau
strip biru terlebih dulu.
- Biru melambangkan birunya langit
yang menyelimuti bumi dan seisinya,memberi arti bahwa kita harus mulai
mengetahui apa yang telah kita pelajari.(mempelajari taeguk 6 dan
7).Sebelum naik sabuk merah biasanya naik ke sabuk biru strip merah
terlebih dulu.
- Merah melambangkan matahari artinya
bahwa kita mulai menjadi pedoman bagi orang lain dan mengingatkan harus
dapat mengontrol setiap sikap dan tindakan kita.(mempelajari taeguk 8, 9,
dan 10). Sebelum naik sabuk hitam, biasanya naik ke sabuk merah strip dua
dan merah strip satu dahulu.
- Hitam melambangkan
akhir,kedalaman,kematangan dalam berlatih dan penguasaan diri kita dari
takut dan kegelapan.Hitam memiliki tahapan dari Dan 1 hingga Dan 10.
Terminologi Tae Kwon Do
- Sabeum = Instruktur
- Sabeum Nim = Instruktur Kepala
- Seonbae = Senior
- Hubae = Junior
- Tae Kwon Do Junshin = Prinsip
Ajaran Tae Kwon Do
- Muknyeom = Meditasi
- Dobok = Seragam Tae Kwon Do
- Ti = Sabuk Latihan
- Oen = Kiri
- Oreon = Kanan
- Joonbi = Siap
- Sijak = Mulai (Tanpa
Komando(biasa dilakukan di poomse))
- Kalryeo = Stop
- Keysok = Lanjutkan
- Keuman = Selesai
- A Nee = Tidak
- Yee = Ya
- Eolgol = Sasaran atas
- Moumtong = Sasaran tengah
- Arae = Sasaran bawah
- Kyungrye = hormat
- chariot= mempersiapkan diri
- nici= sekian
- belci ki manisi= tempat
istirahat
- menicip= pengawas taekwondo
- dobeon= dua kali
- sambeon= tiga kali
- iljang= satu
- ijang= dua
- samjang= tiga
- sahjang= empat
- ohjang= lima
- yukjang= enam
- chiljang= tujuh
- paljang= delapan
Pukulan, Tendangan, dan Tangkisan
Pukulan
- Yeop Jireugi = Pukulan Samping
- Chi Jireugi = Pukulan Dari
Bawah Keatas
- Dolryeo Jireugi = Pukulan
Mengait
- Pyojeok Jireugi = Pukulan
Dengan Sasaran
- momtong jireugi= pukulan
mengarah ke tengah(pukulan mengarah ke ulu hati)
- are jireugi= pukulan ke bawah
- oreon jireugi= pukulan dengan
tangan kanan yang dilakukan sambil menendang(ap chagi)
- Eolgol jireugi=pukulan ke atas
(pukulan mengarah ke kepala)
Tendangan
- Ap Chagi = Tendangan Kedepan
- Dollyo Chagi = Tendangan
Melingkar Depan
- Yeop Chagi = Tendangan Samping
- Dwi Chagi = Tendangan
Kebelakang
- Twieo Dwi Chagi = Tendangan
kebelakang Yang Dilakukan Sambil Melompat
- goley chagi= tendangan double
- sip chagi an chagi= tendangan
yang dilakukan sambil melompat dan tangkisan aremaki
- eolgol ap chagi = tendangan
mengarah ke atas (tendangan ke arah kepala)
- momtong ap chagi=tendangan
mengarah ke tengah(mengarah ke perut)
- penriyti chagi= tendangan
keliling.
Tangkisan
- aremaki = Tangkisan bawah
- Elgol Ceceumaki = Tangkisan ke
arah kepala
- Bakat Momtong Bakat Maki =
Tangkisan dari arah dalam menggunakan bagian dalam lengan bawah.
- Bakat Momtong An Maki =
Tangkisan dari arah dalam menggunakan bagian luar lengan bawah.
- An Maki = tangkisan darri arah
luar.
- bina maki an maki= tangkisan
yang dimulai dari lengan bawah dan saat masuk ke dalam harus melalui
lengan atas.
- am palmok mongtong bakat maki=
tangkisan ke arah lengan bawah
Taekwondo dikenal sebagai seni beladiri yang
berarti : Cara menendang dan memukul. Dalam Korea hanja untuk Tae berarti
menendang dengan kaki, Kwon berarti pukulan dengan tangan, dan Do berarti
sifat. Jadi Taekwondo dapat diartikan sebagai kaki, tangan, dan sifat.
Maksudnya kaki lebih sering digunakan dari pada tangan saat latihan dan itu
akan menunjukkan sifat seseorang.
Gerakan Dasar Tae Kwon Do (Ki Bon Do Jak) terbentuk dari
kombinasi berbagai teknik gerakan menyerang dan bertahan. Dasar-dasar Tae Kwon
Do terdiri atas 5 komponen, yaitu:
1. Keupso (bagian tubuh yang menjadi sasaran), terdiri atas :
Eolgol (bagian atas/kepala/muka)
Momtong (bagian tengah/badan)
Arae (bagian bawah tubuh)
2. Bagian tubuh yang digunakan untuk menyerang dan bertahan, terdiri atas :
Jumeok (kepalan), yaitu Deung-Jumeok (punggung kepalan)
Me-Jumeok (kepalan palu)
Pyon-Jumeok, Bam-Jumeok, Jipke-Jumeok.
Son (tangan), yaitu Sonnal (pisau tangan), Sonnal-Deung
Batang-Son (telapak tangan)
Pyonson-Keut dengan variasi Pyonson-Keut Sewo Chireugi
Pyonson-Keut Upeo Chireugi, Jechin-Pyonson-Keut, Gawison Keut,
Ageum Son.
Palmok (lengan), yaitu An Palmok (lengan bagian dalam)
Bakkat Palmok (lengan bagian luar), Deung Palmok, Mit
Palmok, Palgup (siku).
Dari (kaki bagian atas) yaitu Mureup / lutut dan Jeonggang Wi / tulang
kering, dan
Bal (kaki bagian bawah), yaitu Ap chuk (ujung depan telapak kaki)
Dwitchuk (telapak kaki bagian belakang), Dwikumchi (tumit)
Baldeung (punggung kaki), Balnal Deung
Balbadak (telapak kaki bagian dalam), Balkkeut, Balnal (pedang
telapak kaki).
3. Seogi (sikap kuda-kuda), yang terdiri dari 3 sikap kuda-kuda pokok yaitu :
a. Neolpyo Seogi (sikap kuda-kuda terbuka), terdiri atas
Pyeonhi Seogi (sikap kuda-kuda rileks)
Charyeot Seogi (sikap kuda-kuda bersiap)
Naranhi Seogi (sikap kuda-kuda sejajar).
Juchum Seogi (sikap kuda-kuda duduk).
Ap Seogi (sikap kuda-kuda jalan pendek).
Ap Kubi Seogi (sikap kuda-kuda jalan panjang).
Dwit Kubi Seogi (sikap kuda-kuda kuda-kuda L).
Beom Seogi (sikap kuda-kuda harimau).
Hakdari Seogi (sikap kuda-kuda satu kaki)
b. Moa Seogi (sikap kuda-kuda tertutup), terdiri atas:
Moa Seogi dan Koa Seogi (sikap kuda-kuda kaki
menyilang).
c. Teuksu Poom Seogi (sikap kuda-kuda khusus), terdiri atas:
Kibon Junbi Seogi (sikap kuda-kuda siap)
Bojumeok Junbi Seogi (sikap kuda-kuda siap
dengan menutup kepalan).
4. Makki (tangkisan), berbagai macam tangkisan diantaranya yaitu:
Arae Makki (tangkisan ke bawah)
Eolgol Makki (tangkisan ke atas)
Momtong An Makki (tangkisan ke tengah dari luar ke dalam)
Momtong Bakkat Makki (tangkisan ke tengah dari dalam ke luar)
Sonnal Momtong Makki (tangkisan ke tengah dengan pisau tangan)
Batang Son Momtong An Makki (tangkisan ke tengah dari luar dengan
bantalan
telapak tangan)
Kawi Makki (tangkisan menggunting)
Sonnal Bitureo Makki (tangkisan melintir dengan satu pisau
tangan)
Hecho Makki (tangkisan ganda ke luar)
Eotgoreo Arae Makki (tangkisan silang ke arah bawah)
Wesanteul Makki (tangkisan ganda memotong arah bawah dan ke luar
5. Kongkyok Kisul (teknik serangan), terdiri atas:
a. Jereugi (pukulan), yaitu :
Momtong Jireugi (pukulan lurus ke depan, sasaran
tengah / ulu hati).
Yeop Jireugi (pukulan lurus ke samping).
Dangkyo Teok Jireugi (pukulan ke rahang sambil
menarik).
Du Jumeok Jecho Jireugi (pukulan ganda mengait ke
atas).
Chi Jireugi (Pukulan Dari Bawah ke atas)
Oreon jireugi (pukulan dengan tangan kanan yang
dilakukan sambil
menendang "ap chagi")
b. Chigi (sabetan), yaitu :
Han Sonnal Mok Chigi (sabetan tunggal dengan
pisau tangan)
Jebipoom Mok Chigi (sabetan dari lura ke
dalam dibarengi tangkisan pisau
tangan ke arah atas)
Me Jumeok Naeryo Chigi (sabetan dari atas ke
bawah dengan bantalan kepalan
bagian ruas kelingking)
Dung Jumeok Eolgul Ap Chigi (sabetan depan
menggunakan bonggol atas
kepalan dengan sasaran atas)
Palkup Dollyo Chigi (sabetan memutar dengan
siku tangan)
Palkup Pyojeok Chigi (sabetan siku tangan
dengan sabetan sasaran/target
terpegang)
Mureup Chigi (sabetan yang menggunakan lutut)
Deung Jumeok Bakkat Chigi (sabetan dari dalam
ke luar dengan menggunakan
bonggol atas kepalan).
c. Chireugi (tusukan), yaitu :
Pyeonson Keut Sewo Chireugi (tutuksan dengan
telapak tangan tegak)
Kawison Keut Chireugi (tusukan dengan 2 jari
ke arah mata)
d. Chagi (tendangan), yaitu :
Ap Chagi (tendangan depan)
Dollyo Chagi (tendangan serong/memutar
kesamping)
Yeop Chagi (tendangan samping)
Dwi Chagi (tendangan belakang)
Naeryo Chagi (tendangan menurun/mencangkul)
Twio Yeop Chagi (tendangan Yoep Chagi dengan
melompat)
Dwi Huryeo Chagi (tendangan balik dengan
mengkait)
Doobal Dangsang Chagi (tendangan ganda ke
depan sambil melompat)
Twio Ap Chagi
Twio Dwi Chagi, lompat ditempat berbalik
kebelakang, menyodok kearah peru